Yesaya 37

Allah Yang Hidup

23 November 2023
GI Wirawaty Yaputri

Pesan-pesan yang disampaikan raja Asyur melalui juru minuman agung berisikan celaan dan hinaan kepada Allah Yang Hidup (37:4, 17). Raja Asyur dibutakan oleh kesuksesannya mengalahkan bangsa-bangsa (37:12-13), sehingga ia menjadi pongah dan menganggap TUHAN pun tak dapat mengalahkan dirinya. Sikap raja Asyur itu merupakan kesalahan besar karena Allah Israel adalah Allah Yang Hidup, berbeda dengan ilah-ilah yang dapat ia bakar saat ia mengalahkan bangsa-bangsa lain (37:18-19). Ilah-ilah itu dapat dibakar karena ilah-ilah itu adalah buatan tangan manusia yang tidak dapat berbuat apa-apa. Ilah-ilah itu hanya sekadar kayu dan batu belaka. Allah Yang Hidup berbeda dengan ilah-ilah itu. Allah itu Roh. Ia dapat berbicara, dapat bekerja, dan dapat melakukan apa saja (Ulangan 5:26). Allah itu hidup dan keberadaan-Nya kekal. Ia sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. Ia tetap ada sampai selama-lamanya. Ia adalah Raja Yang Kekal atas seluruh kerajaan di bumi (Yeremia 10:10). Segala yang hidup berasal dari pada-Nya. Ia adalah Sumber Hayat (Mazmur 36:10). Ia adalah Allah Yang Hidup karena pada-Nya ada kekuatan dan kuasa untuk mengalahkan semua musuh-Nya (Yosua 3:10). Tidak ada yang dapat bertahan menghadapi Allah Yang Hidup (Ibrani 10:31).

Allah membuktikan kepada Sanherib dan Asyur bahwa Ia adalah Allah Yang Hidup. Malaikat TUHAN keluar lalu membunuh 185.000 orang di perkemahan Asyur. Keesokan harinya, saat orang bangun pagi-pagi, tampaklah semuanya sudah menjadi mayat! Maka Sanherib pulang dan tinggal di Niniwe. Suatu kali, ketika ia sujud menyembah dalam kuil Nisrokh, dewanya, Adramelekh dan Sarazer, anak-anaknya, membunuh dia dengan pedang (Yesaya 37:36-38). Inilah akhir dari seorang yang mencela dan menghina Allah Yang Hidup. Ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Allah Yang Hidup (Ibrani 10:31). Raja Hizkia mengambil keputusan yang tepat ketika ia menghadapi serangan Sanherib. Ia mengoyak pakaiannya, menyelubungi badannya dengan kain kabung, lalu masuk ke Rumah TUHAN (Yesaya 37:1). Ia berdoa dan berseru kepada Allah Yang Hidup (37:15-20). Inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang percaya saat menghadapi masalah dan pergumulan: Tidak mencari pertolongan ke tempat lain, melainkan lebih dahulu mencari TUHAN dan berseru memohon TUHAN menolong kita. Hal ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh menerima pertolongan manusia, tetapi hati kita haruslah bergantung penuh dan percaya penuh kepada TUHAN. Kita memiliki Allah Yang Hidup! Ia mendengar doa-doa yang kita panjatkan! Ia berkuasa menolong kita! Apakah Anda berseru dan berdoa kepada-Nya setiap saat?

Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design